Kamis, 24 November 2011

Asal-usul Kota Cianjur

   Cianjur merupakan daerah asal mama ku, dan kini aku ingin memberitahu kepada kalian semua teman :) bahwa di daerah asal mama ku mempunyai asal-usulnya, berikut ceritanya :: Selamat Membaca ::

   Pada zaman dahulu, di daerah Jawa Barat terdapatlah seorang laki-laki yang kaya raya. seluruh ladang dan sawah di daerah tersebut miliknya. Laki-laki itu sering disebut sebagai Pak Kikirkarena memang sesungguhnya ia adalah orang yang kaya raya namun sangatlah kikir.

   Pak Kikir mempunyai seorang anak, untunglah anaknya tersebut tidak meniru sifat kikirnya tersebut. Anak pak Kikir itu berwatak baik, saking baiknya ! anak tersebut sering membantu tetangganya yang sedang kesusahan tanpa sepengetahuan ayahnya.Menurut pendapat masyarakat yang tinggal di daerah itu, jika ingin hasil panen yang baik maka harus diadakan pesta syukurang yang baik pula. Karena takut hasil panennya gagal, maka pak Kikir mengadakan pesta syukuran di rumahnya dan semua warga di undang untuk datang. Penduduk desa mengira pada saat pesta syukuran ini berlangsung, pak Kikir akan berubah menjadi sedikit dermawan, namun sayangnya perkiraan mereka meleset. pak Kikir tetap saja kikir, karena masyarakat mengira makanan yang akan mereka santap sangatlah enak dan lezat namun ternyata ala kadarnya. Bahkan sebagian tamu yang diundang ada yang tidak kebagian makanan.

” huh!! Sudah berani mengundang orang ternyata tidak dapat menyediakana makanan, sungguh keterlaluan, buat apa hartanya yang segudang itu”
”Tuhan tidak akana memberikan berkah pada jartanya yang banyak itu”

   Demikianlah pergunjingan dan sumpah serapah dari orang-orang miskin mewarnai pesta selamatan yang diadakan Pak Kikir. Pada saat pesta selamatan sedang berlangsung, tiba-tiba datanglah seorang nenek tua renta yang meminta sedekah kepada Pak Kikir.

”Tuan... berilah saya sedekah, walau hanya dengan sesuap nasi…” rintih nenek tua itu
”Apa sedekah? Kau kira untuk menanak nasi tidak diperlukan jerih payah hah...?"
”Berilah saya sedikit saja dari harta tuan yang berlimpah ruah itu......??”
”Tidak! Cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan suruh tukung pukulku untuk meghajarmu!!” 


   Nenek itu mengeluarkan air mata, saat itu ia sangat sedih. bukan mendapat sedekah malahan nenek itu diusir secara paksa dan kasar pula. Dia segera meninggalkan rumah Pak Kikir. Melihat kejadian itu anak Pak Kikir sangat sedih, ia diam-diam mengambil jatah makanannya, lalu ia kejar nenek yang sudah berada di ujung desanya itu dan di berikannya makanannya itu. Nenek itu merasa gembira, setelah anak itu pergi nenek itu melanjutkan perjalanannya dan sampailah ia di sebuah bukit dekat desa, dilihatnyalah rumah Pak Kikir yang sangat besar dan mewah sementara itu masyarakat melarat karena ketamakannya itu.

   Karena ketamakkannya itu, nenek itu marah dan berkata " Ingatlah engkau Pak Kikir, ketamakkanmu akan menenggelamkan dirimu sendiri ".

   Nenek itu lalu menancapkan tongkatnya dan mencabut tongkatnya kembali. Dari lubang itulah memancar air yang sangat deras dan air itu makin lama makin deras menuju desa itu.
“Banjir!” “Banjirrr!!!!!” teriak orang-orang desa yang mulai panik melihat datangnya air bah dari lembah itu. Anak Pak Kikir segera menganjurkan orang-orang agar mereka segera meninggalkan desa dan lari ke atas bukit. Anak Pak Kikir yang bijak itu terus berteriak-teriak mengingatkan penduduk desa. Ia juga membujuk ayahnya agar segera keluar rumah. Namun Pak Kikir tidak mau.

    Karena tidak ada waktu, akhirnya anak itu melarikan diri, sementara ayahnya sibuk mengumpulkan harta bendanya, karena ketamakkannya itu. Akhirnya, Pak Kikir tenggelam dalam banjir itu. Sebagian besar masyarakat desa itu selamat termasuk anak Pak Kikir. Mereka sedih karena melihat desanya tenggelam dan akhirnya memutuskan untuk mencari  desa baru dan menjadikan anak Pak Kikir itu sebagai pemimpinnya. Putera Pak Kikir lalu menganjurkan penduduk untuk mengolah tanah yang telah dibagi rata. Pimpinan desa baru itu mengajari penduduk menanam padi dan bagaimana mengairi sawah secara baik. Desa itu kemudian disebut desa Anjuran, penduduk desa selalu mematuhi anjuran pimpinannnya.

    Lama kelamaan desa itu berkembang menjadi kota kecil disebut Cianjur. Ci berarti air. Cianjur berarti daerah yang cukup mengandung air. Anjuran pemimpin desa dijadikan pedoman para petani dalam mengolah sawah, maka sampai sekarang ini beras Cianjur dikenal sangat enak dan gurih.


   Baiklah inilah cerita asal-usul Kota Cianjur :)
Sumber : buku cerita rakyat

0 komentar:

Posting Komentar

Rank


guest book